
Lebih bagus kopi Arabika, Robusta, Liberika atau Excelsa
Kami akan menguraikan perbedaan kopi Arabika, Robusta, Liberika dan Excelsa. Mulai dari asal usul, lingkungan tumbuh, karakter rasa, aroma, kandungan kafein dan ukuran biji kopi.
Masing-masing jenis ini menawarkan pengalaman unik, mulai dari sensasi rasa, aroma, hingga karakteristik budidaya yang berbeda.
Memahami perbedaan ini penting bagi siapa saja yang ingin membuat pilihan yang lebih tepat saat membeli atau menikmati secangkir kopi, baik Anda seorang penikmat kopi rumahan maupun seorang barista profesional.
Kami akan membedahnya berdasarkan asal-usulnya, lingkungan tumbuh yang ideal, karakteristik rasa dan aroma yang khas, kandungan kafein, hingga bentuk fisik bijinya.
Perjalanan kopi dimulai dari biji-bijian yang unik ini, masing-masing dengan sejarah dan ciri khasnya sendiri.
Kopi Arabika, misalnya, yang mendominasi pasar global, berasal dari dataran tinggi Ethiopia dan terkenal dengan rasa yang kompleks serta aroma yang halus.
Sementara itu, Kopi Robusta, yang memiliki kandungan kafein lebih tinggi dan rasa yang lebih kuat, berasal dari Kongo.
Bergeser ke Afrika Barat, kita menemukan Kopi Liberika, dengan biji yang khas dan rasa yang unik.
Terakhir, Kopi Excelsa, yang berasal dari Afrika Tengah, dikenal karena kemampuannya memberikan kedalaman dan kompleksitas pada campuran kopi.
Keempat varietas ini, meskipun sama-sama merupakan buah dari pohon kopi, menawarkan spektrum pengalaman yang luas bagi para pencinta kopi di seluruh dunia.
Mari kita telusuri lebih jauh perbedaan antara keempat jenis kopi istimewa ini.
Beda Kopi Arabika vs Robusta vs Liberika vs Excelsa
1. Asal Usul
Setiap jenis kopi memiliki cerita asal-usulnya sendiri yang membentuk identitasnya. Kopi Arabika (Coffea arabica) dipercaya berasal dari dataran tinggi Ethiopia.
Dari sanalah, biji kopi ini mulai menyebar ke seluruh dunia, pertama kali mencapai Yaman, dan kemudian berkembang pesat di berbagai belahan bumi.
Sementara itu, Kopi Robusta (Coffea canephora) memiliki akar di Kongo, Afrika.
Sesuai namanya, kopi ini lebih tangguh dan mampu tumbuh di kondisi yang lebih menantang, menjadikannya komoditas penting dalam produksi kopi global.
Bergerak ke kawasan Afrika Barat, kita menemukan Kopi Liberika (Coffea liberica) yang berasal dari Liberia.
Jenis kopi ini memang tidak sepopuler Arabika atau Robusta, namun menawarkan keunikan tersendiri. T
erakhir, Kopi Excelsa (Coffea excelsa atau Coffea liberica var. dewevrei), yang seringkali diklasifikasikan sebagai bagian dari spesies Liberika, berasal dari Afrika Tengah.
Keberagaman asal usul ini memberikan kontribusi signifikan terhadap karakteristik unik yang kita nikmati dalam setiap cangkir kopi.
Cek postingan: Perbedaan Kafein Teh dan Kopi, lebih banyak mana

2. Lingkungan Tumbuh
Kondisi lingkungan tempat kopi ditanam sangat memengaruhi kualitas dan karakteristik rasa biji kopi.
Kopi Arabika tumbuh optimal di dataran tinggi, idealnya antara 600 hingga 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Suhu yang disukainya pun cenderung sejuk, berkisar antara 15 hingga 24 derajat Celsius.
Iklim yang lebih dingin dan ketinggian yang signifikan ini berkontribusi pada perkembangan rasa yang lebih halus dan kompleks pada biji Arabika.
Berbeda dengan Arabika, Kopi Robusta lebih tahan banting dan dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah, yaitu 0 hingga 600 mdpl.
Suhu ideal untuk Robusta lebih tinggi, yaitu antara 24 hingga 30 derajat Celsius.
Lingkungan yang lebih hangat dan lembap ini mendukung pertumbuhan pohon Robusta yang lebih cepat dan produktif.
Sementara itu, Kopi Liberika mampu beradaptasi di ketinggian 0 hingga 1000 mdpl.
Meskipun tahan terhadap penyakit, produktivitasnya cenderung lebih rendah dibandingkan jenis lain.
Terakhir, Kopi Excelsa juga tumbuh baik di ketinggian rendah hingga menengah dan memiliki ketahanan yang baik terhadap kekeringan, menjadikannya pilihan menarik di beberapa wilayah.
3. Karakter Rasa dan Aroma
Perbedaan paling kentara yang dirasakan penikmat kopi tentu terletak pada cita rasa dan aroma yang ditawarkan setiap varietas.
Kopi Arabika umumnya dikenal memiliki rasa yang lebih halus, kompleks, dan kaya akan nuansa. Keasaman (acidity) pada Arabika seringkali lebih tinggi, memberikan sensasi segar di lidah.
Varietas utamanya seperti Bourbon menawarkan rasa manis dan kompleks dengan catatan rasa buah-buahan, coklat, hingga karamel.
Typica memberikan rasa halus dengan aroma bunga dan kacang, sementara Geisha memukau dengan aroma bunga melati, buah tropis, dan teh.
Kopi Robusta memiliki profil rasa yang lebih pahit, kuat, dan seringkali digambarkan memiliki karakter earthy atau seperti tanah.
Kandungan kafein yang lebih tinggi turut berkontribusi pada rasa yang lebih intens ini.
Varietas utama seperti Nganda memiliki catatan rasa pahit, coklat gelap, dan tanah, sementara Erecta menawarkan rasa pahit dengan nuansa kacang dan kayu.
Untuk Kopi Liberika, rasanya digambarkan unik dan khas.
Biji yang lebih besar dan tidak beraturan ini seringkali menghasilkan rasa yang kuat dengan sentuhan buah-buahan, bunga, dan asap. Terakhir,
Kopi Excelsa menawarkan profil rasa yang kompleks dan seringkali memberikan kedalaman pada campuran kopi.
Catatan rasanya bisa bervariasi, mencakup nuansa buah-buahan, rasa tart, hingga rempah.
Keunikan rasa Excelsa menjadikannya bahan campuran yang menarik untuk menciptakan profil rasa yang lebih kaya.
4. Kandungan Kafein
Kandungan kafein menjadi salah satu faktor penentu kekuatan dan efek stimulan dari secangkir kopi.
Secara umum, Kopi Arabika memiliki kandungan kafein yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Robusta.
Kadar kafein pada Arabika biasanya berkisar antara 1.5% dari berat bijinya.
Profil kafein yang lebih rendah ini berkontribusi pada rasa yang lebih lembut dan kompleks, serta keasaman yang lebih bersahabat.
Sebaliknya, Kopi Robusta memiliki kandungan kafein yang jauh lebih tinggi, bisa mencapai dua kali lipat dari Arabika, yaitu sekitar 2.5% atau lebih dari berat bijinya.
Kandungan kafein yang tinggi inilah yang memberikan Robusta rasa yang lebih kuat, pahit, dan efek stimulan yang lebih terasa.
Ini juga yang menjadikannya pilihan populer untuk kopi instan dan espresso blend yang membutuhkan crema tebal.
Untuk Kopi Liberika dan Excelsa, kandungan kafeinnya cenderung berada di antara Arabika dan Robusta, atau lebih mendekati Arabika, meskipun data spesifiknya bervariasi.
Fokus utama dari kedua varietas ini lebih pada profil rasa dan aroma unik yang mereka tawarkan daripada kandungan kafeinnya yang ekstrem.
5. Bentuk dan Ukuran Biji
Bentuk fisik biji kopi juga dapat memberikan petunjuk mengenai varietasnya.
Biji Kopi Arabika umumnya berbentuk oval memanjang dengan lekukan atau alur di tengahnya yang menyerupai huruf S. Ukuran bijinya cenderung lebih seragam dan proporsional.
Kopi Robusta memiliki biji yang cenderung lebih bulat dan kecil dibandingkan Arabika.
Alur di tengah bijinya lebih lurus dan tampak seperti garis tunggal. Biji Robusta juga seringkali terlihat lebih padat dan keras.
Berbeda lagi dengan Kopi Liberika, yang dikenal memiliki biji kopi terbesar di antara keempat varietas ini.
Bentuknya pun cenderung lebih besar dan tidak beraturan, kadang menyerupai bentuk ginjal atau bulat. Ukuran biji yang besar ini sekaligus menjadi ciri khasnya.
Sementara itu, Kopi Excelsa juga memiliki biji yang cukup besar dan berat.
Ukuran dan bentuknya bisa bervariasi, namun seringkali lebih besar dari Arabika dan Robusta, namun tidak sebesar Liberika.
Perbedaan bentuk dan ukuran biji ini tidak hanya memengaruhi tampilan visual, tetapi juga dapat memengaruhi proses roasting dan hasil seduhan.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara Kopi Arabika, Robusta, Liberika, dan Excelsa membuka wawasan baru tentang keragaman dunia perkopian.
Dari dataran tinggi Ethiopia yang melahirkan kopi Arabika dengan rasa kompleks dan halus, hingga ketangguhan Kopi Robusta dari Kongo yang menawarkan rasa kuat dan kafein tinggi.
Kita juga menemukan keunikan rasa Kopi Liberika dari Liberia dengan bijinya yang besar, serta kedalaman rasa Kopi Excelsa dari Afrika Tengah yang sering menjadi bintang dalam campuran kopi.
Setiap varietas, dengan asal-usul, lingkungan tumbuh, karakteristik rasa, kandungan kafein, hingga bentuk bijinya yang spesifik, berkontribusi pada kekayaan cita rasa yang dapat kita nikmati.
Pemilihan kopi Anda kini bisa lebih terarah, entah Anda mencari sensasi asam yang segar, rasa pahit yang kuat, atau aroma unik yang memanjakan indra penciuman.






