Perbedaan Kafein Teh dan Kopi, lebih banyak mana

Perbedaan Kafein Teh dan Kopi, lebih banyak mana. Mulai dari jumlah kafein percangkir, sumber bahan, teknik penyeduhan, varietas minuman dan dampak kesehatan
Perbedaan Kafein Teh dan Kopi

Lebih besar Kafein teh atau Kopi

Kita akan bahas perbedaan kafein teh dan kopi. Mulai dari jumlah kafein per cangkir, sumber bahan, teknik penyeduhan dan jenis minuman

Kopi dan teh adalah dua minuman paling populer di seluruh dunia, masing-masing menawarkan pengalaman unik dan manfaat tersendiri.

Kopi, yang berasal dari biji tanaman kopi, dikenal dengan rasa yang kuat dan aroma yang membangkitkan semangat.

Ia menjadi sumber energi pagi bagi jutaan orang, seringkali disajikan dalam berbagai bentuk mulai dari espresso pekat hingga americano yang lebih ringan.

Di sisi lain, teh, yang dibuat dari daun tanaman Camellia sinensis, menawarkan spektrum rasa dan aroma yang lebih luas, mulai dari teh hitam yang kaya rasa hingga teh hijau yang lebih halus dan teh putih yang lembut.

Secara historis, kedua minuman ini telah menjadi bagian integral dari budaya dan ritual di berbagai peradaban.

Perbedaan utama antara kafein dalam teh dan kopi terletak pada beberapa faktor kunci.

Meskipun keduanya adalah stimulan alami yang populer, cara mereka memengaruhi tubuh dan kandungan spesifiknya memiliki variasi yang signifikan.

Memahami perbedaan ini dapat membantu kita memilih minuman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kita, baik itu untuk dorongan energi, relaksasi atau sekadar menikmati cita rasa.

Beda Kafein Teh vs Kopi

1. Jumlah Kafein per Cangkir

Kopi pada umumnya mengandung jumlah kafein yang lebih tinggi per cangkir dibandingkan dengan teh.

Sebagai contoh, secangkir kopi (sekitar 237 ml) biasanya memiliki kandungan kafein antara 90 hingga 200 mg.

Namun, jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada jenis biji kopi, tingkat sangrai dan metode penyeduhan.

Kopi sangrai gelap, misalnya, bisa jadi mengandung lebih banyak kafein per cangkir jika menggunakan lebih banyak bubuk kopi karena kepadatannya lebih rendah.

Kopi seduh dingin (cold brew) juga cenderung memiliki kafein lebih tinggi karena menggunakan lebih banyak bubuk kopi dalam proses pembuatannya.

Di sisi lain, teh hitam, yang memiliki kandungan kafein tertinggi di antara jenis teh, rata-rata mengandung sekitar 50 mg kafein per cangkir (220 ml).

Teh hijau memiliki kandungan kafein hingga 45 mg per cangkir, sementara teh putih, yang umumnya lebih sedikit teroksidasi, memiliki kandungan kafein rata-rata sekitar 16,79 mg per gram.

Yerba mate, minuman tradisional Amerika Selatan yang dibuat dari daun dan ranting Ilex paraguariensis, mengandung sekitar 80 mg kafein per cangkir.

Teh herbal, seperti peppermint atau chamomile, praktis bebas kafein dan merupakan pilihan yang baik bagi mereka yang ingin menghindari stimulan.

2. Sumber Bahan

Sumber bahan kafein pada kopi dan teh berasal dari tanaman yang berbeda, yang memengaruhi karakteristik kafeinnya.

Kopi berasal dari biji tanaman kopi, yang secara alami mengandung kafein dalam jumlah yang signifikan, berkisar antara 0,9% hingga 2,6% dari beratnya.

Proses pemanggangan (roasting) dan penggilingan (grinding) biji kopi juga memengaruhi pelepasan kafein saat diseduh.

Teh berasal dari daun tanaman Camellia sinensis.

Ketersediaan kafein dalam teh juga dipengaruhi oleh jenis varietas teh (misalnya, teh hitam, teh hijau, teh putih, oolong), bagaimana daun tersebut diproses (teroksidasi atau tidak) dan bagian mana dari tanaman yang digunakan.

Teh hitam dibuat dari daun yang teroksidasi penuh, teh hijau dari daun yang tidak teroksidasi dan teh putih dari pucuk daun muda yang tidak teroksidasi. Variasi dalam pemrosesan inilah yang berkontribusi pada perbedaan kadar kafein antar jenis teh.

3. Teknik Penyeduhan dan Suhu Air

Teknik penyeduhan dan suhu air memainkan peran krusial dalam mengekstrak kafein dari kopi dan teh.

Untuk kopi, proses penyeduhan umumnya menggunakan air panas dengan suhu sekitar 90 hingga 96°C (195 hingga 205°F). Air panas ini efektif dalam melarutkan kafein dari bubuk kopi.

Kopi seduh dingin, yang menggunakan air dingin dan perendaman jangka panjang (8-24 jam), juga mampu mengekstrak kafein, bahkan terkadang lebih banyak karena penggunaan bubuk kopi yang lebih banyak.

Untuk teh, suhu air dan waktu seduh juga sangat memengaruhi kandungan kafein. Teh hitam dan teh hijau dapat diseduh pada suhu 100°C selama 30 menit untuk ekstraksi kafein optimal.

Namun, menyeduh teh pada suhu yang lebih tinggi atau lebih lama dari yang direkomendasikan dapat menghasilkan rasa yang lebih pahit dan juga meningkatkan kadar kafein.

Teh hijau dan teh putih seringkali diseduh dengan air yang sedikit lebih dingin (sekitar 70-80°C) untuk menjaga rasa yang lebih halus dan mencegah pelepasan kafein yang berlebihan, meskipun varian seperti matcha (bubuk teh hijau) dapat memiliki kandungan kafein yang relatif tinggi.

Cek postingan: Perbedaan Thai tea dan Teh tarik, bagus mana

4. Jenis/Varietas Minuman

Keberagaman jenis dan varietas kopi serta teh secara langsung berkontribusi pada perbedaan kandungan kafein.

Dalam dunia kopi, kita mengenal berbagai jenis biji seperti Arabika dan Robusta. Biji Robusta secara inheren memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan Arabika.

Metode penyeduhan seperti espresso, pour-over, French press atau cold brew juga menghasilkan minuman dengan konsentrasi kafein yang berbeda.

Satu shot espresso (sekitar 30 ml) bisa mengandung sekitar 127 mg kafein, menjadikannya salah satu minuman kopi dengan kafein terkonsentrasi.

Pada teh, perbedaan jenis seperti teh hitam, teh hijau, oolong dan putih serta varian seperti matcha, juga menunjukkan variasi kafein.

Teh hitam umumnya memiliki kafein paling tinggi karena proses oksidasi penuhnya.

Teh hijau, yang tidak teroksidasi, memiliki kafein lebih rendah, begitu pula teh putih yang merupakan hasil pengolahan paling minimal.

Teh herbal, yang berasal dari tanaman selain Camellia sinensis, adalah kategori minuman bebas kafein.

5. Dampak Kesehatan

Baik kopi maupun teh memiliki dampak kesehatan yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait konsumsi kafein.

Konsumsi kafein yang aman bagi sebagian besar orang dewasa adalah hingga 400 mg per hari atau setara dengan sekitar satu hingga empat cangkir kopi, tergantung pada ukuran dan kekuatan seduhan.

Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, kinerja atletik, suasana hati dan metabolisme.

Namun, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, kegelisahan, kesulitan tidur, sakit kepala kronis dan bahkan sakit kepala migrain.

Bagi wanita hamil atau menyusui, disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga 200 mg per hari.

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung, rentan terhadap migrain atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga perlu berhati-hati dan membatasi asupan kafein mereka.

Kafein dianggap sedikit menimbulkan kecanduan, yang berarti tubuh dapat mengembangkan ketergantungan ringan.

Penting untuk diingat bahwa kafein bekerja cepat, biasanya dalam waktu 45 menit setelah dikonsumsi, sehingga efeknya bisa terasa cukup segera.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kopi cenderung menawarkan kandungan kafein yang lebih tinggi per sajian dibandingkan dengan sebagian besar jenis teh.

Namun, variasi dalam jenis biji kopi, daun teh, metode penyeduhan dan suhu air semuanya berkontribusi pada perbedaan kadar kafein.

Keduanya menawarkan manfaat stimulan, tetapi juga membawa potensi efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan.

Memilih antara kopi dan teh seringkali bergantung pada preferensi pribadi terhadap rasa, kebutuhan akan dorongan kafein serta sensitivitas individu terhadap stimulan.

Mengonsumsi keduanya dalam batas yang aman akan memungkinkan kita untuk menikmati manfaatnya tanpa mengalami efek negatif.